Translate

Tuesday 30 April 2013

Desaku


IMG0014A












gbr. kebun kayu putih

Keluarga besarku awalnya adalah bukan dari Cilacap tetapi mereka berpindah dari daerah Boyolali dan menetap di Cilacap di sebuah desa yang bernama Brebeg. Saya sendiri juga bingung kenapa namanya begitu dan susah untuk di ucapkan. Itu bukan dengan 'e' membacanya tapi dengan 'E'. Dan bagi yang belum pernah mendengar kata itu pasti mereka mengucapkannya dengan 'e' bukan 'E'. Desaku ini memang bisa dibilang masih terpencil saat pertama kali aku datang yaitu sekitar 16 tahun lalu. Jalan masih berbatu, listrik belum ada apalagi PDAM. Didesaku kami hanya menggunakan air sumur sampai PDAM datang pada awal tahun 2011 lalu. Itupun sampai sekarang belum sampai ke seluruh penjuru desa. Hanya rumah yang dekat dengan jalan desa saja yang bisa menggunakan jasa PDAM tersebut. 

Jalanpun baru diaspal sekitar tahun 2004 lalu dan kini jalannya sudah rusak kembali dan belum ada perbaikan total. Tepat saat jalan pertama kali diaspal itu mulai ada angkutan umum yang masuk desa kami yaitu angkot. Pada awalnya kami penduduk desa hanya menggunakan mobil bak terbuka apabila akan bepergian. Itupun dulu jumlahnya hanya sedikit dan apabila mau pergi ke pasar maka harus bisa bangun sangat pagi karena mobil ini akan berangkat sebelum subuh. Padahal jarak desa kami ke kota kecamatan paling hanya 1 jam. Itulah masa-masa awal desaku. Itu sudah sedikit baru ketimbang saat usia ibuku dulu. Mereka kalau ingin ke pasar harus berjalan kaki dan melewati sungai yang lebar ( pakai perahu kalee ) dan memerlukan waktu berjam-jam dan terkadang membawa barang yang tidak sedikit. Tetapi sekarang sudah berbeda dari masa-masa itu kini listrik sudah ada ( sejak tahun 2000an,kasian cyin.. :) ) , Jalan sudah bisa diakses ya walaupun masih sedikit berlubang di sana sini, PDAM suadah masuk desa. Itulah beberapa peristiwa atau sejarah desaku. Desaku juga memiliki potensi perekonomian. Diantaranya adalah pertanian, hasil hutan seperti kayu, perkebunan Jeruk,sawo,dan kayu putih. Untuk kebun jeruk sendiri sudah banyak warga desaku yang membudidayakannya karena hasilnya sunnguh luar biasa. Desaku juga dikenal sebagai penghasil gula merah karena warganya juga berprofesi sebagai pembuat gula merah selain ada yang bertani dan nelayan dan sedikit yang menjadi pegawai. Ataupun kalau tidak menjadi petani ada yang memilih merantau baik yang di luar kota ataupun yang sampai ke luar negeri ( menjadi TKI ). Eh dari tadi belum bahas nama desaku yah? lupa saya. Brebeg itu nama desaku berasal dari kata mbrebeg yang artinya gaduh. Memang dahulu saat masa Jepang desaku pun tak luput dari penjajahan. Nah karena peristiwa itu menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat maka diangkatlah nama Mbrebeg atau sekarang dikenal dengan nama Brebeg. Itu sih kata Eyang kakungku yang dulu bekerja di Kecamatan. Asli atau tidaknya saya kurang tahu pasti. Dusunku juga memiliki nama yang unik yaitu SumurBandung. Untuk cerita yang lengkapnya akan disambung di lain kesempatan. Capek nih ngetiknya,sekian dulu ya sahabat maya. :)
Ini ceritaku apa ceritamu?

No comments:

Post a Comment